Wednesday, 12 October 2016

Kunjungan ke Yogyakarta dan Sekitarnya dalam rangka Long Weekend Bulan Mei


This article uses Indonesian language.
 
Lambang resmi Jogja Istimewa


Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan sebuah daerah istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang berpusat di Kota Yogyakarta. Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Pakualaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kotamadya, diantaranya Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kotamadya Yogyakarta.

Daerah Istimewa Yogyakarta berada kurang lebih 600 km dari sebelah barat Provinsi Bali, yang dapat ditempuh lewat jalur darat kira-kira 20 jam tergantung kondisi lalu-lintas dan kondisi penyeberangan Selat Bali pada waktu itu.
Peta Daerah Istimewa Yogyakarta. Sumber: Google
Penyeberangan Selat Bali

Pada waktu long weekend yang terjadi pada hari Kamis sampai dengan Minggu 5 Mei sampai 8 Mei 2016, bisa menempuh waktu 2 jam lebih lama dari sebelumnya karena kondisi kemacetan yang terjadi di dekat Klaten dan di dekat Bandara Adi Sutjipto. Serta kondisi penyeberangan Selat Bali yang salah satu dermaganya pernah mengalami kerusakan, sehingga untuk penyeberangan ditempuh 2 jam.

Dari segi kebudayaan, DIY banyak memiliki berbagai potensi budaya, baik tangible (fisik) yang meliputi seperti halnya kawasan cagar budaya dan benda cagar budaya maupun intangible (non-fisik) yang meliputi kesenian dan perilaku sosial masyarakat yang ada di DIY. Berikut merupakan kinjungan-kunjungan saya ke tempat yang ditetapkan sebagai cagar budaya:
  1. Museum Kareta Keraton; Sebuah museum yang berada di sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, merupakan tempat penyimpanan kereta kencana yang digunakan oleh Sultan Hamengkubuwono. Koleksi-koleksi yang terdapat pada Museum Kareta Keraton antara lain: Kareta Kyai Garuda Yeksa, Kareta Kyai Manik Retno, Kareta Roto Pralaya, dan lain-lain.
  2. Istana Air Taman Sari; Suatu kompleks istana yang dibangun pada tahun 1758 atas prakarsa Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan hamengkubuwono I dan atas kerjasama dengan bangsa Portugis. Kompleks istana ini memiliki perpaduan gaya arsitektur Hindu-Buddha, Eropa, dan khususnya ada unsur kearifan lokal. Tempat ini dahulunya digunakan sebagai tempat permandian.
  3. Sumur Gumuling; Suatu bagian dari kompleks istana. Tempat ini dulunya difungsikan sebagai masjid.
  4. Museum Siti Hinggil dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat; Suatu tempat kediaman Sultan Hamengkubuwono. Terdapat relief yang berceritakan tentang perjuangan Pangeran Mangkubumi.
  5. Candi Borobudur; Suatu bangunan cagar budaya yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini dibangun pada zaman Dinasti Sailendra yang merupakan dinasti bercorak Buddha Kerajaan Mataram Kuno. Dari segi arkeologi publik masih banyak pengunjung-pengunjung yang tidak tertib dalam artian melanggar peraturan yang ditetapkan oleh Balai Konservasi Borobudur, seperti larangan membawa botol plastik kawasan Candi yang mengakibatkan pengunjung membuang sampah sembarangan. Selain itu banyak yang duduk-duduk di pinggiran stupa. Yang menarik pada Candi Borobudur ini adalah pada tingkatan-tingkatan Candi yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. Pada bagian Arupadhatu terdapat Stupa yang di dalamnya kosong, yang seharusnya terdapat arca Buddha. Sesuai tingkatannya ruang di dalam Stupa utama ini memang kosong karena Arupadhatu merupakan tingkatan di mana kita sudah tidak berwujud lagi. Candi ini juga ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1991.
  6. Candi Prambanan; Suatu bangunan cagar budaya yang terletak di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah, tepatnya di kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini dibangun pada zaman Dinasti Sanjaya yang merupakan dinasti bercorak Hindu Kerajaan Mataram Kuno. Candi Prambanan terdiri dari 3 candi utama dan puluhan candi perwara lainnya. Ketiga candi tersebut juga disebut Candi Tri Murti, karena terdapat Arca Dewa Siwa yang terletak di tengah, Arca Dewa Wisnu di utara, dan Arca Dewa Brahma di selatan. Secara ikonografis masing-masing Arca Tri Murti ini memiliki atribut tersendiri, dari Dewa Wisnu yang salah satu tangannya memegang Cakra, Dewa Brahma yang berkepala empat, dan Dewa Siwa yang memiliki tangan empat. Selain ketiga Arca itu terdapat Arca Dewi Durga yang merupakan sakti dari Dewa Siwa dalam wujud Ugra (Marah) yang ditempatkan di sisi utara Candi Siwa.
  7. Museum Kareta Keraton
  8. Situs Ratu Baka; Suatu situs cagar budaya yang terletak tidak jauh dari Candi Prambanan. Situs ini diperkirakan dibangun pada zaman Dinasti Sailendra atau Kerajaan Medang Kemulan. Berbeda dari situs-situs zaman kerajaan Hindu-Buddha yang pada umumnya bersifat sakral, Situs Ratu Baka ini bersifat profan. Letaknya di atas bukit, ini mengisyaratkan bahwa situs ini digunakan sebagai tempat berlindung dari musuh. Ini berbeda dari situs pada umumnya yang ditempatkan di dataran landai. 
Sumber: Kurator Istana Air Taman Sari, Wikipedia, Materi Kuliah Prodi Arkeologi UNUD 
Sumber Foto:
  • Lambang Jogja Istimewa: Google
  • Peta Jogja: Google
  • Museum Kareta Keraton: Dokumentasi Pribadi 
  • Penyeberangan Selat Bali: Dokumentasi Pribadi

    No comments:

    Post a Comment